الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله
أكبر الله أكبر الله أكبر
اَلْحَمْدُ لِلّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ
وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَتُوْبُ اِلَيْهِ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ
اَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ اَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ
وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ
وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى ءَالِهِ
وَاَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. اَمَّا بَعْدُ: فَيَاعِبَادَ
اللهِ : اُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَ اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ
تُفْلِحُوْنَ. قَالَ اللهُ تَعَالَى فِى الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ: يَااَيُّهَا
الَّذِيْنَ اَمَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ اِلاَّ
وَاَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
Allahu Akbar 3X
Walillahilhamdu.
Ma’asyiral Muslimin
Rahimakumullah.
dakwatuna.com -Kembali kita panjatkan puji dan syukur kepada
Allah swt yang telah begitu banyak memberikan kenikmatan kepada kita sehingga
kita tidak mampu menghitungnya, karena itu keharusan kita adalah memanfaatkan
segala kenikmatan dari Allah swt untuk mengabdi kepada-Nya sebagai manifestasi
dari rasa syukur itu, salah satunya adalah ibadah berkorban pada hari raya Idul
Adha dan hari tasyrik. Allah swt berfirman:
إِنَّا
أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ. فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ
Sesungguhnya Kami telah
memberikan kepadamu nikmat yang banyak. Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu
dan berkorbanlah (QS Al Kautsar [108]:1-2).
Shalawat dan salam kita
sampaikan kepada Nabi besar kita Muhammad saw, kepada keluarganya,
sahabat-sahabatnya dan para penerus risalahnya yang terus berjuang untuk
tegaknya nilai-nilai Islam di muka bumi ini hingga hari kiamat nanti.
Takbir, tahlil dan tahmid
kembali menggema di seluruh muka bumi ini sekaligus menyertai saudara-saudara
kita yang datang menunaikan panggilan agung ke tanah suci guna menunaikan
ibadah haji, rukun Islam yang kelima. Bersamaan dengan ibadah mereka di
sana, di sini kita pun melaksanakan ibadah yang terkait dengan ibadah
mereka, di sini kita melaksanakan ibadah yang terkait dengan ibadah haji yaitu
puasa hari Arafah, pemotongan hewan qurban setelah shalat Idul Adha ini dan
menggemakan takbir, tahlil dan tahmid selama hari tasyrik. Apa yang dilakukan
itu maksudnya sama yaitu mendekatkan diri kepada Allah swt.
Ibadah haji dan Qurban
tidak bisa dilepaskan dari sejarah kehidupan Nabi Ibrahim as, karenanya sebagai
teladan para Nabi, termasuk Nabi Muhammad saw, Nabi Ibrahim as harus kita
pahami untuk selanjutnya kita teladani dalam kehidupan sekarang dan masa yang
akan datang. Pada kesempatan khutbah yang singkat ini, kita bahas Empat Harapan
Nabi Ibrahim yang termuat dalam doanya, harapannya menjadi harapan kita semua
yang harus diperjuangkan. Pertama, Harapan Atas
Dirinya. Nabi Ibrahim as amat berharap agar dirinya terhindar dari kemusyrikan,
Menurut Sayyid Quthb dalam tafsirnya: “Doa ini menampakkan
adanya kenikmatan lain dari nikmat-nikmat Allah. Yakni nikmat dikeluarkannya
hati dari berbagai kegelapan dan kejahiliyahan syirik kepada cahaya beriman,
bertauhid kepada Allah swt.” Karena itu, iman atau tauhid merupakan
nikmat terbesar yang Allah swt berikan kepada kita semua sehingga iman
merupakan sesuatu yang amat prinsip dalam Islam, Allah swt berfirman
menceritakan doa Nabi Ibrahim as:
وَإِذْ قَالَ إِبْرَاهِيمُ رَبِّ اجْعَلْ هَذَا الْبَلَدَ آمِنًا
وَاجْنُبْنِي وَبَنِيَّ أَنْ نَعْبُدَ الأصْنَامَ
Dan (ingatlah), ketika
Ibrahim berkata: “Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini (Mekah), negeri yang aman,
dan jauhkanlah aku beserta anak cucuku daripada menyembah berhala-berhala. (QS
Ibrahim [14]:35).
Di samping itu, Nabi
Ibrahim as juga ingin memperoleh ilmu dan hikmah, sesuatu yang amat penting
agar kehidupan bisa dijalani dengan mudah dan bermakna. Beliau juga meminta
agar termasuk ke dalam kelompok orang-orang yang shalih, ini menunjukkan betapa
pentingnya menjadi shalih. Selain itu meminta menjadi buah tutur kata yang baik
bagi generasi kemudian sebagai bentuk penghormatan dan upaya meneladani.
Puncaknya adalah meminta dimasukkan ke dalam surga hingga tidak terhina dalam
kehidupan di akhirat nanti, hal ini tercermin dalam doa beliau:
رَبِّ هَبْ لى حُكْماً وَأَلْحِقْنى بِالصَّالِحينَ. وَاجْعَلْ لى
لِسانَ صِدْقٍ فى الآخِرينَ. وَاجْعَلْنى مِنْ وَرَثَةِ جَنَّةِ النَّعيمِ.
وَاغْفِرْ لأَبى إِنَّهُ كانَ مِنَ الضَّالّينَ * وَلا تُخْزِنى يَومَ
يُبْعَثُونَ
“Ya Tuhanku, berikanlah
kepadaku hikmah dan masukkanlah aku ke dalam golongan orang-orang yang saleh,
dan jadikanlah aku buah tutur yang baik bagi orang-orang (yang datang)
kemudian, dan jadikanlah aku termasuk orang-orang yang mempusakai surga yang
penuh kenikmatan, dan ampunilah bapakku, karena sesungguhnya ia adalah termasuk
golongan orang-orang yang sesat, dan janganlah Engkau hinakan aku pada hari
mereka dibangkitkan.” (QS. Asy-Syu’ara’ [26]: 83– 87).
Dari doa Nabi Ibrahim di
atas, jelas sekali betapa pentingnya menjadi shalih sehingga orang sekaliber
Nabi Ibrahim masih saja berdoa agar dimasukkan ke dalam kelompok orang yang
shalih. Manakala keshalihan sudah dimiliki, cerita orang tentang diri kita bila
kita tidak ada adalah kebaikan. Karena itu, harus kita koreksi diri kita,
seandainya kita diwafatkan besok oleh Allah swt, kira-kira apa yang orang
ceritakan tentang kita.
Hal penting lainnya dari
harapan Nabi Ibrahim as adalah agar amal-amalnya diterima oleh Allah swt,
termasuk orang yang tunduk dan taubatnya diterima oleh Allah swt, hal ini
terdapat dalam doanya:
رَبَّنا تَقَبَّلْ مِنّا إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيعُ العَلِيمُ.
رَبَّنا وَاجْعَلْنا مُسْلِمَيْنِ لَكَ وَمِنْ ذُرِّيَّتِنا أُمَّةً مُسْلِمَةً
لَكَ وَأَرِنا مَناسِكَنا وَتُبْ عَلَيْنا إِنَّكَ أَنْتَ التَّوّابُ الرَّحِيمُ
Ya Tuhan kami terimalah
daripada kami (amalan kami), sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi
Maha Mengetahui. Ya Tuhan kami, jadikanlah kami berdua orang yang tunduk patuh
kepada Engkau dan (jadikanlah) di antara anak cucu kami umat yang tunduk patuh
kepada Engkau dan tunjukkanlah kepada kami cara-cara dan tempat-tempat ibadah
haji kami, dan terimalah tobat kami. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Penerima
tobat lagi Maha Penyayang. QS. Al-Baqarah [2]: 127 – 129).
Syaikh Ali Ash Shabuni dalam Shafwatut Tafasir menjelaskan
bahwa berulang-ulang Nabi Ibrahim dalam doanya menyebut rabbi (ya Tuhanku) agar
dikabulkan doanya dan menampakkan kehinaan diri kepada Allah.
Allahu Akbar 3X
Walillahilhamdu.
Jamaah Shalat Id Yang
Dimuliakan Allah swt.
Harapan Kedua adalah
Harapan Atas Keluarga, mulai dari orang tua yang beriman dan taat kepada Allah
swt, karenanya beliau pun meluruskan orang tuanya sebagaimana firman Allah swt:
وَ إِذْ قالَ إِبْراهِيمُ لِأَبِيهِ آزَرَ أَ
تَتَّخِذُ أَصْناماً آلِهَةً إِنِّي أَراكَ وَ قَوْمَكَ فِي ضَلالٍ مُبِينٍ
Dan (ingatlah) di waktu
Ibrahim berkata kepada bapaknya, Aazar, “Pantaskah kamu menjadikan
berhala-berhala sebagai tuhan-tuhan? Sesungguhnya aku melihat kamu dan kaummu
dalam kesesatan yang nyata. (QS An’am [6]:74)
Selain istrinya yang
sudah shalihah, beliau juga ingin agar anak-anaknya menjadi anak shalih, taat
kepada Allah swt dan orang tuanya dengan karakter akhlak yang mulia, ini
merupakan sesuatu yang amat mendasar bagi setiap anak. Karenanya beliau berdoa:
رَبِّ هَبْ لِي مِنَ الصَّالِحِينَ. فَبَشَّرْنَاهُ بِغُلامٍ حَلِيمٍ.
فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَّعْيَ قَالَ يَا بُنَيَّ إِنِّي أَرَى فِي الْمَنَامِ
أَنِّي أَذْبَحُكَ فَانْظُرْ مَاذَا تَرَى قَالَ يَا أَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُ
سَتَجِدُنِي إِنْ شَاءَ اللَّهُ مِنَ الصَّابِرِينَ
Ya Tuhanku,
anugerahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang-orang yang shalih. Maka
Kami beri dia kabar gembira dengan seorang anak yang amat sabar. Maka tatkala
anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim
berkata: “Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku
menyembelihmu. Maka pikirkanlah apa pendapatmu!” Ia menjawab: “Hai bapakku,
kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku
termasuk orang-orang yang sabar”. (QS Ash Shaffat [37]:100-102)
Di dalam ayat lain
disebutkan bahwa dengan keshalihan diharapkan membuat sang anak selalu
mendirikan shalat, hati orang pun suka kepadanya dan pandai bersyukur atas
kenikmatan yang diperoleh, hal ini disebutkan dalam doa Nabi Ibrahim as:
رَبَّنَا إِنِّي أَسْكَنْتُ مِنْ ذُرِّيَّتِي بِوَادٍ غَيْرِ ذِي
زَرْعٍ عِنْدَ بَيْتِكَ الْمُحَرَّمِ رَبَّنَا لِيُقِيمُوا الصَّلاةَ فَاجْعَلْ
أَفْئِدَةً مِنَ النَّاسِ تَهْوِي إِلَيْهِمْ وَارْزُقْهُمْ مِنَ الثَّمَرَاتِ
لَعَلَّهُمْ يَشْكُرُونَ
Ya Tuhan kami,
sesungguhnya aku telah menempatkan sebahagian keturunanku di lembah yang tidak
mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati, ya
Tuhan kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan shalat, maka jadikanlah
hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan beri rezkilah mereka dari
buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur. (QS Ibrahim [14]:37)
Hal yang amat penting
mengapa Nabi Ibrahim as amat mendambakan memiliki anak bukan semata-mata agar
punya anak, tapi bagaimana anak yang shalih itu mau dan mampu melanjutkan
estafet perjuangan menegakkan agama Allah swt.
Allahu Akbar 3X
Walillahilhamdu.
Kaum Muslimin Yang
Berbahagia.
Ketiga yang merupakan harapan Nabi Ibrahim adalah
terhadap Masyarakat agar beriman dan taat kepada Allah swt, bahkan tidak hanya
pada masanya, tapi juga generasi berikutnya. Dalam rangka itu, sejak muda Nabi
Ibrahim telah membuka cakrawala berpikir agar tidak ada kemusyrikan dalam
kehidupan masyarakat, Allah swt berfirman:
وَتَاللَّهِ لَأَكِيدَنَّ أَصْنَامَكُمْ بَعْدَ أَنْ تُوَلُّوا
مُدْبِرِينَ. فَجَعَلَهُمْ جُذَاذًا إِلَّا كَبِيرًا لَهُمْ لَعَلَّهُمْ إِلَيْهِ
يَرْجِعُونَ. قَالُوا مَنْ فَعَلَ هَذَا بِآلِهَتِنَا إِنَّهُ لَمِنَ
الظَّالِمِينَ. قَالُوا سَمِعْنَا فَتًى يَذْكُرُهُمْ يُقَالُ لَهُ إِبْرَاهِيمُ
Demi Allah, sesungguhnya
aku akan melakukan tipu daya terhadap berhala-berhalamu sesudah kamu pergi
meninggalkannya. Maka Ibrahim membuat berhala-berhala itu hancur
berpotong-potong, kecuali yang terbesar (induk) dari patung-patung yang lain;
agar mereka kembali (untuk bertanya) kepadanya. Mereka berkata: “Siapakah yang
melakukan perbuatan ini terhadap tuhan-tuhan kami, sesungguhnya dia termasuk
orang-orang yang lalim”. Mereka berkata: “Kami dengar ada seorang pemuda yang
mencela berhala-berhala ini yang bernama Ibrahim”. (QS Al Anbiya [21]:57-60)
Karena itu, dalam doanya
Nabi Ibrahim meminta agar Allah swt mengutus lagi Nabi yang menyampaikan dan
mengajarkan ayat-ayat Allah swt, hal ini disebutkan dalam firman-Nya:
رَبَّنا
وَابْعَثْ فِيهِمْ رَسُولاً مِنْهُمْ يَتْلُوا عَلَيْهِمْ آياتِكَ وَيُعَلِّمُهُمُ
الكِتابَ وَالحِكْمَةَ وَيُزَكِّيهِمْ إِنَّكَ أَنْتَ العَزِيزُ الحَكِيمُ
Ya Tuhan kami, utuslah
untuk mereka seorang Rasul dari kalangan mereka, yang akan membacakan kepada
mereka ayat-ayat Engkau, dan mengajarkan kepada mereka Al Kitab (Al Qur’an) dan
Al-Hikmah serta menyucikan mereka. Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Perkasa
lagi Maha Bijaksana.”(QS Al Baqarah [2]:129)
Dalam konteks sekarang,
masyarakat amat membutuhkan dakwah yang mencerahkan dan memotivasi untuk
mewujudkan kehidupan yang lebih baik.
Allahu Akbar 3X
Walillahilhamdu.
Kaum Muslimin Yang
Dirahmati Allah.
Harapan Keempat dari
Nabi Ibrahim as adalah atas Negara dan Bangsa. Beliau ingin agar negara berada
dalam keadaan aman dan memperoleh rizki yang cukup dari Allah swt, bahkan Allah
swt memberikan kepada semua penduduk meskipun mereka tidak beriman, beliau
berdoa:
رَبِّ اجْعَلْ هذا بَلَداً ءامِناً وَارْزُقْ أَهْلَهُ مِنَ
الثَّمَراتِ مَنْ ءامَنَ مِنْهُمْ بِاللَّهِ وَاليَوْمِ الآخِرِ قَالَ وَمَنْ
كَفَرَ فَأُمَتِّعُهُ قَلِيلًا ثُمَّ أَضْطَرُّهُ إِلَى عَذَابِ النَّارِ وَبِئْسَ
الْمَصِيرُ
“Ya Tuhanku, jadikanlah
negeri ini negeri yang aman sentosa, dan berikanlah rezeki dari buah-buahan
kepada penduduknya yang beriman di antara mereka kepada Allah dan hari
kemudian. Allah
berfirman: “Dan kepada orang yang kafir pun Aku beri kesenangan sementara,
kemudian Aku paksa ia menjalani siksa neraka dan itulah seburuk-buruk tempat
kembali”.”(QS Al Baqarah [2]:126)
Sayyid Quthb dalam Fi Dzilalil Quran menyatakan:
“Nikmat keamanan adalah kenikmatan yang menyentuh manusia, memiliki daya tekan
yang besar dan perasaannya dan berhubungan pada semangat hidup pada dirinya.”
Apa yang diharapkan oleh
Nabi Ibrahim as ini bila kita ukur dalam konteks negara kita ternyata masih
jauh dari harapan, hal ini karena keamanan menjadi sesuatu yang sangat mahal,
sementara kesulitan mendapatkan rizki atau makan masih begitu banyak terjadi.
Namun kesulitan demi kesulitan masyarakat pada suatu negara dan bangsa ternyata
bukan karena Allah tidak menyediakan atau tidak memberikan rizki, tapi karena
ketidakadilan dan korupsi yang merajalela. Di sinilah letak pentingnya bagi
kita untuk istiqamah atau mempertahankan nilai-nilai kebenaran. Meskipun banyak
orang yang korupsi, kita tetap tidak akan terlibat, karena jalur hidup kita
adalah jalur yang halal.
Setiap orang bertanggung
jawab untuk mewujudkan kehidupan negara dan bangsa yang baik, namun para
pemimpin dan pejabat harus lebih bertanggung jawab lagi. Karena itu, kita amat
menyayangkan bila banyak orang mau jadi pejabat tapi tidak mampu
mempertanggungjawabkannya, jangankan di hadapan Allah swt, di hadapan
masyarakat saja sudah tidak mampu, inilah pemimpin yang amat menyesali jabatan
kepemimpinannya, Rasulullah saw bersabda:
عَنْ أَبِى ذَرٍّ رَضِىَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قُلْتُ يَارَسُوْلَ
اللهِ أَلاَ تَسْتَعْمِلْنِى؟ قَالَ: فَضَرَبَ بِيَدِهِ عَلَى مَنْكِبِى ثُمَّ
قَالَ: يَا أَبَا ذَرٍّ: إِنَّكَ ضَعِيْفٌ وَإِنَّهَا أَمَانَةٌ وَإِنَّهَا يَوْمَ
الْقِيَامَةِ خِزْيٌ وَنَدَامَةٌ إِلاَّ مَنْ أَخَذَهَا بِحَقِّهَا وَأَدَّى
الَّذِى عَلَيْهِ فِيْهَا
Abu Dzar RA berkata:
Saya bertanya, Ya Rasulullah mengapa engkau tidak memberiku jabatan? Maka
Rasulullah menepukkan tangannya pada pundakku, lalu beliau bersabda: Hai Abu Dzar,
sungguh kamu ini lemah, sedangkan jabatan adalah amanah, dan jabatan itu akan
menjadi kehinaan serta penyesalan pada hari kiamat, kecuali bagi orang yang
memperolehnya dengan benar dan melaksanakan kewajibannya dalam jabatannya (HR.
Muslim)
Akhirnya, memiliki
harapan yang baik tidak cukup pencapaiannya hanya dengan doa, karenanya setiap
kita harus berjuang bersama agar kehidupan pribadi, keluarga, masyarakat dan
bangsa berada dalam ridha Allah swt. Akhirnya marilah kita berdoa:
اَللَّهُمَّ
انْصُرْنَا فَاِنَّكَ خَيْرُ النَّاصِرِيْنَ وَافْتَحْ لَنَا فَاِنَّكَ خَيْرُ
الْفَاتِحِيْنَ وَاغْفِرْ لَنَا فَاِنَّكَ خَيْرُ الْغَافِرِيْنَ وَارْحَمْنَا
فَاِنَّكَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَ وَارْزُقْنَا فَاِنَّكَ خَيْرُ الرَّازِقِيْنَ
وَاهْدِنَا وَنَجِّنَا مِنَ الْقَوْمِ الظَّالِمِيْنَ وَالْكَافِرِيْنَ.
Ya Allah, tolonglah
kami, sesungguhnya Engkau adalah sebaik-baik pemberi pertolongan. Menangkanlah
kami, sesungguhnya Engkau adalah sebaik-baik pemberi kemenangan. Ampunilah
kami, sesungguhnya Engkau adalah sebaik-baik pemberi ampun. Rahmatilah kami,
sesungguhnya Engkau adalah sebaik-baik pemberi rahmat. Berilah kami rizki
sesungguhnya Engkau adalah sebaik-baik pemberi rizki. Tunjukilah kami dan
lindungilah kami dari kaum yang zhalim dan kafir.
اَللَّهُمَّ أَصْلِحْ لَنَا دِيْنَناَ الَّذِى هُوَ عِصْمَةُ
أَمْرِنَا وَأَصْلِحْ لَنَا دُنْيَانَ الَّتِى فِيْهَا مَعَاشُنَا وَأَصْلِحْ
لَنَا آخِرَتَنَا الَّتِى فِيْهَا مَعَادُنَا وَاجْعَلِ الْحَيَاةَ زِيَادَةً
لَنَا فِى كُلِّ خَيْرٍ وَاجْعَلِ الْمَوْتَ رَاحَةً لَنَا مِنْ كُلِّ شرٍّ
Ya Allah, perbaikilah
agama kami untuk kami, karena ia merupakan benteng bagi urusan kami. Perbaiki
dunia kami untuk kami yang ia menjadi tempat hidup kami. Perbaikilah akhirat
kami yang menjadi tempat kembali kami. Jadikanlah kehidupan ini sebagai
tambahan bagi kami dalam setiap kebaikan dan jadikan kematian kami sebagai
kebebasan bagi kami dari segala kejahatan.
اَللَّهُمَّ اقْسِمْ لَنَا مِنْ خَشْيَتِكَ مَاتَحُوْلُ بَيْنَنَا
وَبَيْنَ مَعْصِيَتِكَ وَمِنْ طَاعَتِكَ مَا تُبَلِّغُنَابِهِ جَنَّتَكَ وَمِنَ
الْيَقِيْنِ مَاتُهَوِّنُ بِهِ عَلَيْنَا مَصَائِبَ الدُّنْيَا. اَللَّهُمَّ
مَتِّعْنَا بِأَسْمَاعِنَا وَأَبْصَارِنَا وَقُوَّتِنَا مَا أَحْيَيْتَنَا
وَاجْعَلْهُ الْوَارِثَ مِنَّا وَاجْعَلْهُ ثَأْرَنَا عَلَى مَنْ عَاداَنَا وَلاَ
تَجْعَلْ مُصِيْبَتَنَا فِى دِيْنِنَاوَلاَ تَجْعَلِ الدُّنْيَا أَكْبَرَ هَمِّنَا
وَلاَ مَبْلَغَ عِلْمِنَا وَلاَ تُسَلِّطْ عَلَيْنَا مَنْ لاَ يَرْحَمُنَا
Ya Allah, anugerahkan
kepada kami rasa takut kepada-Mu yang membatasi antara kami dengan perbuatan
maksiat kepadamu dan berikan ketaatan kepada-Mu yang mengantarkan kami ke
surga-Mu dan anugerahkan pula keyakinan yang akan menyebabkan ringan bagi kami
segala musibah di dunia ini. Ya Allah, anugerahkan kepada kami kenikmatan
melalui pendengaran, penglihatan dan kekuatan selama kami masih hidup dan jadikanlah
ia warisan bagi kami. Dan jangan Engkau jadikan musibah atas kami dalam urusan
agama kami dan janganlah Engkau jadikan dunia ini cita-cita kami terbesar dan
puncak dari ilmu kami dan jangan jadikan berkuasa atas kami orang-orang yang
tidak mengasihi kami.
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ
وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اَلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ اِنَّكَ
سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعْوَاتِ.
Ya Allah, ampunilah dosa
kaum muslimin dan muslimat, mu’minin dan mu’minat, baik yang masih hidup maupun
yang telah meninggal dunia. Sesungguhnya Engkau Maha Mendengar, Dekat dan
Mengabulkan doa.
اَللَّهُمَّ اجْعَلْهُمْ حَجًّا مَبْرُوْرًا وَسَعْيًا مَّشْكُوْرًا
وَذَنْبًا مَغْفُوْرًا وَتِجَارَةً لَنْ تَبُوْرًا
Ya Allah, jadikanlah
mereka (para jamaah haji) haji yang mabrur, sa’i yang diterima, dosa yang
diampuni, perdagangan yang tidak akan mengalami kerugian
رَبَّنَا اَتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى الأَخِرَةِ حَسَنَةً
وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
Ya Allah, anugerahkanlah
kepada kami kehidupan yang baik di dunia, kehidupan yang baik di akhirat dan
hindarkanlah kami dari azab neraka.
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !